BACAAN ALKITAB HARI INI
Yesaya 61:1-11
AYAT INTI
Yesaya 53:10. Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
MOTIVASI RENUNGAN
Hukuman yang paling kejam dan mengerikan di muka bumi ini adalah hukuman salib. Sejarah mencatat bahwa jauh sebelum orang Romawi menerapkan hukuman salib bagi para kriminal, lawan politik atau musuh-musuhnya, hukuman ini sudah diterapkan lebih dahulu oleh bangsa Asyur, Babel (Babilonia) dan kemudian Media Persia sekitar abad ke-5 sampai abad ke-6 sebelum Masehi. Bangsa Romawi kemudian mengadopsi dan "menyempurnakan" siksaan hukuman ini. Seorang yang dijatuhi hukuman salib, sebelumnya akan diikat dalam keadaan telanjang pada palang kayu berukuran sekitar 1,5 meter seberat 60 kg. Orang tersebut kemudian dicambuk dengan prosedur sangat brutal karena dilakukan dengan tongkat kayu atau cambuk pendek dengan tali kulit dan bola kecil tajam yang diikat diujungnya. Hukum Romawi tidak mengenal batasan untuk tingkat cambuk, tapi hukum Yahudi membatasi sejumlah 40 pukulan. Meski begitu, cambukan selalu menghasilkan luka yang dalam hingga pendarahan, dengan tujuan melemahkan korban secara signifikan. Korban yang tidak mengalami kematian setelah menerima hukuman cambuk akan dipaksa untuk membawa tiang palang yang diikatkan ke pundaknya menuju lokasi eksekusi. Palang yang dibawa oleh korban kemudian dipasangkan pada tiang setinggi sekitar 2,5 meter. Korban dipaku dan diikat pada tangan dan kakinya sedemikian rupa sehingga tergantung hingga mati. Sejumlah prajurit diperintahkan untuk berjaga-jaga di sekitar lokasi eksekusi untuk memastikan korban meninggal. Kematian korban rata-rata memakan waktu 3-4 jam hingga 3-4 hari. Setelah korban meninggal, hukum Romawi mengizinkan keluarga untuk memindahkan jenazah untuk dimakamkan jika mendapatkan izin dari hakim. Jika tidak ada izin dari hakim, mayat akan dibiarkan di salib hingga dimakan hewan atau burung pemangsa.
Membayangkan detail proses penyaliban saja sudah begitu mengerikan, belum lagi bila kita membayangkan mahkota duri yang dikenakan di atas kepala Yesus. Mahkota duri yang terbuat dari tumbuhan yang memang memiliki duri sangat tajam, kuat dan besar itu menancap di kepala Tuhan Yesus, darah mengalir dari atas kepala-Nya. Hukuman salib digunakan sebagai lambang atau peringatan yang sangat kejam. Orang yang dihukum salib itu dibuat mati sedemikian rupa dalam keadaan tergantung di antara langit dan bumi. Seakan-akan memberi pesan bahwa orang yang disalib itu tidak diterima di sorga dan di tolak oleh bumi. Hukuman itu begitu keji dan Yesus bersedia melakukannya bagi kita. Nabi Yesaya menuliskan: "…begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi…" (Yesaya 52:14). Yesus melakukan semua itu bagi kita. Kita yang telah mati di hadapan-Nya, kita hanyalah abu dalam keberdosaan kita. Tetapi Yesus, melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, bukan hanya membenarkan kita, tetapi sekaligus menganugerahkan keselamatan dan kehidupan kekal. Yesus memberikan kegembiraan dan sukacita ganti kesedihan dan perkabungan. Salib yang sebelumnya merupakan kengerian dan kekejian, kini menjadi lambang harapan, sukacita dan kemenangan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
REFLEKSI DIRI
1. Bagaimana kita merefleksikan pengorbanan Yesus sepanjang via Dolorosa hingga Dia tergantung di atas kayu salib dengan kehidupan yang kita miliki sekarang ini?
2. Bagaimana respon kita sebagai ungkapan perasaan kita atas pengorbanan yang telah dilakukan Tuhan Yesus dalam tindakan yang nyata?
POKOK DOA
Tuhan Yesus, sungguh kami sangat bersyukur dan berterimakasih buat kasih-Mu yang begitu besar. Kami yang hanyalah debu yang berlumur dosa di hadapan-Mu, namun Engkau menjadikan kami indah dan berharga melalui pengorbanan-Mu. Pakailah hidup kami ya Tuhan bagi kemuliaan-Mu, karena sesungguhnya hidup kami adalah milik-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.
YANG HARUS KITA LAKUKAN
Nyatakan rasa syukur kita kepada Tuhan, atas anugerah keselamatan melalui pengorbanan-Nya di kayu salib itu dalam tindakan yang nyata setiap hari.
HIKMAT HARI INI
Salib yang sebelumnya merupakan kengerian dan kekejian, kini menjadi lambang harapan, sukacita dan kemenangan bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya.
Ditulis Oleh : Pdt. Simson Uji Prasetyo Budi, S.Th.