BACAAN ALKITAB HARI INI:
2 Korintus 1:3-10

AYAT INTI:
2 Korintus 1:8-9a, Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati.

RENUNGAN MOTIVASI:
Tentu kita tidak asing dengan Nick Vujicic, pria yang sejak lahir cacat dengan tidak memiliki tangan dan kaki. Ada saatnya Nick mengalami masa-masa sulit dan beberapa kali ingin mengakhiri hidupnya. Namun keputusannya untuk berserah penuh pada Tuhan membuatnya mengalami perubahan hidup. Nick berkata, “Jika Tuhan tidak memberiku mujizat, maka Ia akan membuat aku menjadi mujizat bagi orang lain.” Kini dunia melihat seseorang yang luar biasa melalui kehidupan Nick, yang meski memiliki penderitaan karena ketidak sempurnaan fisik, namun di saat yang sama ia memiliki kehidupan yang luar biasa. Sebagai motivator dan pembicara, Nick telah menjadi berkat yang luar biasa bagi banyak orang. Penderitaannya menjadi suatu sarana di mana kemuliaan Tuhan terpancar. Penderitaannya pula yang menjadi sarana bagi Tuhan untuk berbicara banyak bagi dunia ini.

Penderitaan tak seharusnya membuat kita mengeluh, sebaliknya akan menjadikan kita lebih kuat dan tegar. Memang secara alamiah ketika kita mengalami penderitaan, kita berdoa agar segera dilepaskan dari penderitaan tersebut. Setiap kita rindu mengalami mujizat Tuhan, di mana kita terlepas dari penderitaan yang datang dalam kehidupan kita. Kita bisa melihat dari cara Paulus bersikap. Meskipun ia begitu tertindas, bingung, putus asa, bahkan mengira akan mati dalam kesulitan-kesulitan tersebut, ia berkata bahwa hal itu baik, karena dengan demikianlah ia menyerahkan segala sesuatunya ke dalam tangan Allah. Dalam keadaan demikianlah ia mendapat kekuatan dan penghiburan dari Tuhan, yang ia syukuri sebagai hal yang berguna dalam menopang pelayanannya agar juga dapat menghibur orang lain. Sikap seperti yang Rasul Paulus ambil perlu kita tanamkan dalam diri kita. Karena bagaimanapun juga selalu ada tujuan Tuhan yang indah dalam setiap penderitaan, bila kita berserah penuh pada-Nya. Di tangan pengasihan-Nya, tak ada penderitaan yang sia-sia. Di mana penderitaan semakin berat maka di sana pula kemuliaan Tuhan semakin nyata. Hari ini marilah kita benai cara kita memandang pada sebuah penderitaan. Berserahlah pada Tuhan dan biarlah setiap penderitaan yang kita alami dapat berguna tidak hanya bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang lain.

REFLEKSI DIRI:
1. Apakah kita sudah memandang secara positif setiap penderitaan yang kita alami dalam kehidupan kita? Dengan cara bagaimana? 
2. Mengapa kita tidak boleh berpikiran buruk terhadap setiap penderitaan yang kita alami?

POKOK DOA:
Bapa, betapa melegakan ketika kami tahu bahwa di tangan pengasihan-Mu tak ada penderitaan yang sia-sia. Engkau sanggup menghiburkan kami dan menjadikannya berguna bagi kemuliaan-Mu. Dan Tolonglah kami untuk kami dapat berserah sepenuhnya kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus kami berdoa. Amin.

YANG HARUS KITA LAKUKAN:
Serahkanlah kepada Tuhan setiap penderitaan yang kita alami, percayalah bahwa sesuatu yang baik akan Tuhan kerjakan melaluinya.

HIKMAT HARI INI:
“Dalam setiap penderitaan yang Tuhan ijinkan kita alami terkandung rencana Tuhan yang besar."

Shalom, 
Selamat pagi, selamat bersaat teduh. Kiranya Tuhan memberkati aktifitas kita sepanjang hari ini.
Tetap Semangat dalam Tuhan, dan Salam Pemenang. 🙏✝

Ditulis Oleh : Pdt. Simson Uji Prasetyo Budi, S.Th.